PENDAHULUAN
Puji syukur kami
ucapkan kepada Allah SWT yang mana kami telah menyelesaikan tugas kami berkat
bantuan dari teman-teman dan dosen yang telah membimbing kami. Suatu hasil
karya yang baik, dapat di manfaatkan oleh semua orang. Disini kami berusaha
untuk sedikit membantu dengan menguraikan tentang Tata Arsip
a. Latar belakang
Latar belakang kami membuat makalah
ini adalah agar mahasiswa bisa memahami tata arsip dengan baik dan benar.
b. Tujuan
Tujuan dalam membuat makalah ini :





c. Masalah



d. Manfaat
Ada
beberapa macam manfaat yang dapat kita peroleh diantaranya :



Tata
Arsip
Arsip adalah segenap naskah dalam corak apapun yang
dibuat atau diterima, baik secara lembaga atau individu, dimana saat ini tidak
dipergunakan tetapi masih memiliki nilai guna yang pada suatu saat nanti akan
dibutuhkan kembali.
Nilai Guna Arsip:
Yang dimaksud dengan nilai guna arsip adalah suatu tolok ukur penilaian bahwa arsip tersebut layak untuk disimpan. Penilaian layak simpan ini secara internasional ditentukan dengan metode ALFRED, yaitu :
Yang dimaksud dengan nilai guna arsip adalah suatu tolok ukur penilaian bahwa arsip tersebut layak untuk disimpan. Penilaian layak simpan ini secara internasional ditentukan dengan metode ALFRED, yaitu :
A: Adminitratif : Penilaian arsip berdasarkan nilai administrasi yang dikandungnya.
L : Legal : Penilaian arsip berdasarkan nilai hukum yang dikandung arsip tersebut.
F : Fiscal : Penilaian arsip berdasarkan pada nilai keuangan yang dimiliki oleh arsip tersebut.
R : Reseach : Penilaian arsip dengan melihat pada nilai penelitian yang dikandung oleh arsip tersebut.
E : Education : Penilaian arsip berdasarkan pada nilai pendidikan atau pengetahuan yang dikandung arsip tersebut.
D : Documentary : Penilaian arsip berdasarkan pada nilai rekaman yang dikandung pada arsip tersebut.
Sedangkan kearsipan adalah suatu proses penyimpanan
arsip serta sistematis agar mudah ditemukan kembali, yang meliputi penciptaan
(pembuatan dan penerimaan), penyimpanan (filling) dan penemuan kembali
(finding), penyelamatan (pengamanan, pemeriharaan dan perawatan) dan penyusutan
arsip (pemindahan, penyerahan dan pemusnahan).
Contoh Arsip :
Formulir, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Ijin Mengemudi (SIM), buku
catatan pelajaran, slip gaji, akte kelahiran, ijazah, buku pelajaran, Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan lain sebagainya
Sistem penyimpanan arsip :
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan abjad
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan abjad nomor
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan pokok masalah
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan lokasi/wilayah
- Sistem penyimpanan arsip berdasarkan tanggal, baik tanggal terima arsip atau tanggal dibutanya arsip tersebut.
Pola Arsip :
•
Penciptaan
•
Pemahaman
•
Pengiriman
•
Pembacaan
•
Penyusunan
•
Pencetakkan
•
Penyimpanan
Prinsip-prinsip :
JADWAL TETAP
JADWAL FLEKSIBEL
Tingkatan-tingkatan :
JADWAL JANGKA PENDEK
JADWAL JANGKA PANJANG
Tujuan Pengelolaan Arsip:
1. Agar arsip terpelihara dengan baik, teratur, dan aman
2. Mudah mendapatkan kembali arsip yang diperlukan dengan cepat dan tepat
3. Menghindari pemborosan waktu dan tenaga dalam pencarian arsip
4. Menghemat tempat penyimpanan arsip
5. Menjaga kerahasiaan arsip
6. Menjaga kelestarian arsip
7. Menyelamatkan pertanggungjawaban tentang perencanaan, pelaksaan dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan masyarakat.
1. Agar arsip terpelihara dengan baik, teratur, dan aman
2. Mudah mendapatkan kembali arsip yang diperlukan dengan cepat dan tepat
3. Menghindari pemborosan waktu dan tenaga dalam pencarian arsip
4. Menghemat tempat penyimpanan arsip
5. Menjaga kerahasiaan arsip
6. Menjaga kelestarian arsip
7. Menyelamatkan pertanggungjawaban tentang perencanaan, pelaksaan dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan masyarakat.
Peralatan
Kearsipan:
Peralatan yang digunakan pada penanganan arsip, harus dilihat bagaimana arsip tersimpan, sampai saat ini masih ada 3 bentuk peralatan penyimpanan utama yaitu :
1. Ordner
Banyak digunakan pada perusahaan kecil, lembaga pemerintah bahkan beberapa bagian pada perusahaan besar, system yang biasa menggunakan peralatan ini adalah kronologis, baik secara system murni maupun kronologis digabung dengan system lain.
2. Filling Cabinet.
Banyak digunakan pada kantor swasta, atau juga pada system sentralisasi dan desentralisasi. Alat penyimpanan ini efesien digunakan untuk semua system kecuali system kronolgis (karena tidak efisien dalam penggunaan hanging folder).
3. Komputer.
Suatu system penyimpanan terbaru adalah penggunaan peralatan komputer. System ini telah dikembangkan sebagai pengganti system manual, ordner dan filling cabinet. Karena ini menggabungkan system penyimpanan yang ada baik secara murni atau gabungan.
Pola Kerja Kearsipan :
Menangani arsip pada kantor mempunyai perbedaan antara
perusahaan atau organisasi yang menganut system sentralisasi (suatu organisasi
yang menganut penanganan berkas dan kearsipannya dalam satu bagian) biasa
dipergunakan pada lembaga pemerintah atau BUMN, tetapi system desentaralisasi
(pola penanganan berkas dan kearsipannya dilakukan oleh masing-masing bagian)
biasa dilakukan oleh sekretaris perusahaan swasta.
Kedua pola ini mempunyai cara kerja yang berbeda dalam
proses penyimpanan dan pencarian arsipnya.
Pola Sentralisasi.
1. Sentralisasi (pengendalian secara terpusat)
Pengendalian
secara terpusat yang dimaksud adalah seluruh kegiatan pengelolaan surat dibebankan
dan dipertanggungjawabkan kepada satu unit organisasi. Dengan cara ini
dimungkinkan adanya keseragaman system dan prosedur maupun peralatan. Selain
tiu, kemudahan pengendalian terahadap pelaksanaannya lebih terjamin karena
kegiatan pengurusan dilakukan dan diawasi oleh satu unit kerja. Pengendalian
secara sentralisasi dapat diterapkan untuk organisasi yang lingkup kerjanya
sempit, serta unit-unit kerjanya berada pada satu lokasi. Selain itu juga tepat
bagi organisasi yang volume pengelolaan
suratnya kecil.
Sejak berkas dinyatakan sebagai arsip maka langkah selanjutnya adalah :
1. Bagian pemilik arsip menyerahkan pada bagian sekretariat atau tata usaha
2. Sekretariat menyerahkan pada bagian arsiparis (orang yang menangani arsip di sekretariat
3. Arsip disortir, lalu diteliti, dan diberi kode penyimpanan yang dilihat pada daftar klasifikasi.
4. Arsip dicatat pada kartu kendali (rangkap 3) dan arsip disimpan sesuai kode penyimpanan
5. Dua rangkap kartu kendali diberikan pada kepala tata usaha
6. Satu lembar kartu kendali diserahkan pada pemilik arsip, satunya disimpan oleh kepala tata usaha.
7. Pemilik arsip setelah menerima kartu kendali akan membuat kartu indeks berdasarkan kartu kendali tersebut.
8. Kartu kendali dan kartu indeks disimpan sesuai metode yang digunakan.
Tatacara Pencarian Arsip :
Dalam pencarian arsip diperlukan langkah-langkah
sesuai prosedur, karena bagian pemilik arsip tidak menyimpan arsip. Maka
setelah menerima permintaan dari atasan tentang arsip yang diminta :
1. Bagian pemilik arsip akan mencari pada kartu indeks atau kartu kendali (bila tidak dibuat kartu indeksnya)
2. Setelah kode penyimpanan arsip ditemukan lalu catat kode arsip tersebut.
3. Ajukan ke bagian tata usaha untuk mencari arsip
4. Bagian tata usaha mengecek pada kartu kendali yang dimilikinya, lalu menyampaikan pada bagian arsiparis untuk dicarikan
5. Bagian arsiparis mencari
6. Setelah ditemukan arsiparis membuat form peminjaman arsip
7. Menyerahkan pada kepala tata usaha bersama form peminjaman arsip
8. Kepala tata usaha menyerahkan kepada bagian pemilik arsip dan meminta tandatangan peminjaman arsip.
9. Bagian pemilik arsip memberikan arsip kepada atasan.
Pola Desentralisasi.
2. Desentralisasi (pengendalian secara terpencar)
Yang
dimaksud dengan desentralisasi ialah bahwa masing-masing unit
kerja dalam
suatu organisasi melaksanakan dan mempertanggungjawabkan
pengelolaan
surtat sendiri-sendiri.
Dengan system
desentralisasi ini diperoleh kecepatan penyampaian
informasi ke
meja-meja kerja serta kecepatan untuk ditindaklanjuti. Hal ini
karena yang
dikelola hanya bersangkutan. Selain diperoleh keuntungan
ketidakseragaman
system dan prosedur.
Walaupun
demikian azas ini akan tepat guna bila terdapat suatu azas
kebijakan naskah
tunggal sehingga keseragaman dimungkinkan.
Pelaksanaan azas
ini perlu pengawasan secara terpusat. Unitu itu
peranan unit
kearsipan sebagi unit yang bertanggung jawab dibidang
kearsipan sangat
menentukan.
Penyimpanan Arsip
Pada pola
ini arsip disimpan dan ditangani oleh bagian yang memiliki arsip, sehingga
tidak melibatkan pihak ketiga dalam pengelolaan arsipnya. Langkah
penyimpanannya lebih efisien dan efektif yaitu dengan cara :
1. Berkas yang dinyatakan sebagai arsip disortir agar diketahui apakah berkas tesebut telah dinyatakan sebagai arsip atau belum
2. Membaca kebali arsip untuk mengetahui kode penyimpanan dari arsip, sesuai dengan kode yang dipergunakan lalu mencatat kode tersebut pada buku agenda surat masuk atau agenda surat keluar
3. Memberikan kode pada arsip, bila menggunakan system berbasis alphabetis harus diindeks terlebih dahulu (untuk menentukan urutan abjadnya)
4. Menyimpan arsip sesuai system yang dipakai.
Menemukan Arsip Cepat dan Tepat.
Pada pola
ini pencarian arsipnya mempunyai waktu maksimal 2 (dua) menit agar arsip
ditemukan kembali, untuk itu langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Mengindentifikasi kode penyimpanan sesuai permintaan
2. Apabila kode permintaan dan penyimpaan sama dapat dilakukan pencarian langsung
3. Apabila kode penyimpanan berbeda dengan kode permintaan maka perlu alat bantu pencarian yaitu buku agenda surat
4. Lakukan pencarian pada media penyimpanan
5. Bila telah ditemukan, serahkan pada yang memohon atau yang memberikan instruksi.
1. Mengindentifikasi kode penyimpanan sesuai permintaan
2. Apabila kode permintaan dan penyimpaan sama dapat dilakukan pencarian langsung
3. Apabila kode penyimpanan berbeda dengan kode permintaan maka perlu alat bantu pencarian yaitu buku agenda surat
4. Lakukan pencarian pada media penyimpanan
5. Bila telah ditemukan, serahkan pada yang memohon atau yang memberikan instruksi.
Tatacara Mengindeks Surat.
Peraturan mengindeks adalah menentukan kata tangkap
sebagai dasar penyimpanan. Peraturan ini sangat berguna untuk penggunaan system
yang memerlukan susupan alfabetis seperti; Sistem alfabetis, system geografis,
system subyek. Karena peraturan mengindeks berasal dari Negara barat, maka
perlu adanya penyesuaian dengan keadaan di Indonesia.
Mengindeks terbagi 2 golongan.
Mengindeks terbagi 2 golongan.
Mengindeks nama orang barat.
Contoh: Bill Clinton diindeks Clinton, Bill
Mengindeks nama orang Indonesia yang memakai marga, keluarga, orangtua,
suami
Contoh: Ronald Nainggolan diindeks Nainggolan, Ronald
Contoh: Ronald Nainggolan diindeks Nainggolan, Ronald
Mengindeks tanpa nama marga.
Contoh: Amir diindeks Amir
Contoh: Sri Ningsih diindeks Sri ningsih
Contoh: Amir diindeks Amir
Contoh: Sri Ningsih diindeks Sri ningsih
Mengindeks nama dan gelar.
Cotoh: Dra. Sri Hartinah diindeks Sri Hartinah. Dra.
Cotoh: Dra. Sri Hartinah diindeks Sri Hartinah. Dra.
Mengindeks gelar dari Inggris.
Contoh: Lord Boden Powell diindeks Powell, Lord Boden.
Contoh: Lord Boden Powell diindeks Powell, Lord Boden.
Mengindeks Nama dengan singkatan.
Contoh: AM Fatwa diindeks Fatwa, AM.
Mengindeks nama dengan tanda penghubung.
Contoh: John Mc-Enro diindeks Mc Enroe, John
Mengindeks nama perusahaan.
Contoh: PT Cahaya diindeks Cahaya. PT.
Contoh: AM Fatwa diindeks Fatwa, AM.
Mengindeks nama dengan tanda penghubung.
Contoh: John Mc-Enro diindeks Mc Enroe, John
Mengindeks nama perusahaan.
Contoh: PT Cahaya diindeks Cahaya. PT.
Kesimpulan
Saat
ini informasi merupakan tolak ukur kemajuan peradaban suatu bangsa.
Ketersediaan
informasi sangat menentukan kelancaran manajemen. Salah satu sumber
informasi
penting adalah Arsip. Arsip memiliki berbagai bentuk yang secara prinsip
merupakan
informasi yang terekam.
Dalam rangka
mengoptimalkan daya dukung terhadap manajemen, khususnya
dalam
pengambilan keputusan, perlu pengelilaan Arsip secara sistematis, yang
dilakukan sejak
tahap penciptaan, penggunaan dan pemerliharaan dan tahap
penciptaan, dan
tahap penyusutan. Arsip yang dikelola secara baik, benar dan
sistematis akan
memungkinkan tersedianya informasi yang lengkap, dalam waktu
cepat, serta
pengguna maupun informasi yang tepat.
Terciptanya
pengelolaan yang baik harus di dukung oleh berbagai elemen dalam
suatu
organisasi. Selain itu juga harus didukung SDM yang professional, anggaran
yang memadai,
sarana dan prasarana yang standar, serta system yang baku, aplikatif
dan efisien.
Selain itu perkembangan teknologi informasi merupakan tantangan yang
harus diikuti
oleh bidang kearsipan tanpa meninggalkan aspek otentisitas dan
keabsahan secara
yuridis.
Daftar Pustaka
Modul.PIK
Sumber:
http://www.duniaarsip.com/wp-content/uploads/2011/06/arsip-kacau-tumpukan-arsip.jpg
Burhanudin.2012, Peranan dan
Fungsi Tata Persuratan dan Kerasipan Dalam Mendukung Tugas – tugas Pimpinan, Arsiparis ahli.
EmoticonEmoticon